Adalah Rasulullah sallallahu alaihi wasallama menekankan umatnya untuk berakhlak jujur melalui sabdanya yang mulia:
“Wajib bagi kalian untuk jujur, kerana kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Sementara kebaikan itu akan membimbing ke syurga. Terus menerus seorang hamba itu berlaku jujur dan membiasakan sifat ini hingga ia tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang siddiq (jujur). Hati-hati kalian dari dusta kerana dusta itu akan membimbing kepada kejahatan. Sementara kejahatan itu akan membimbing ke neraka. Terus menerus seorang hamba itu dusta dan membiasakan sifat ini hingga ia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”
(HR. Al-Bukhari no. 6094, Kitab Al-Adab, bab Qaulillahi Ta‘ala: Yaa Ayuhal ladzina Amanu ittaqullaha wa Kunu Ma’ash Shadiqin dan Muslim no. 2607, Kitab Al-Birr wash Shilah, bab Qabhul Kadzib wa Husnush Shidq wa Fadhluhu.)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Nabi sallallahu alaihi wasallama mengabarkan bahwa kejujuran adalah asas yang berkonsekuensi kebaikan, sementara dusta adalah asas yang berkonsekuensi kejahatan. Allah subhaanahu wata’ala berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang baik itu berada dalam kenikmatan sedangkan orang-orang fujjar (jahat) itu berada dalam neraka jahannam.” (Al-Infithar: 13-14)
(Makarimul Akhlaq, Ibnu Taimiyyah, hal. 126)
Baca lanjutnya: http://asysyariah.com/arti-sebuah-kejujuran/