TADABBUR SURAT AL-KAHFI AYAT 23-24: MENGUCAPKAN IN SHAA ALLAH

๐Ÿ’๐Ÿ“TADABBUR SURAT AL-KAHFI AYAT 23-24

ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู„ูŽู†ู‘ูŽ ู„ูุดูŽูŠู’ุกู ุฅูู†ู‘ููŠ ููŽุงุนูู„ูŒ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุบูŽุฏู‹ุง (23) ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงุฐู’ูƒูุฑู’ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ุฅูุฐูŽุง ู†ูŽุณููŠุชูŽ ูˆูŽู‚ูู„ู’ ุนูŽุณูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠูŽู†ู ุฑูŽุจู‘ููŠ ู„ูุฃูŽู‚ู’ุฑูŽุจูŽ ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ุฑูŽุดูŽุฏู‹ุง (24)

Dan janganlah sekali-kali engkau mengatakan: Sungguh aku benar-benar pasti melaksanakan itu besok. Kecuali dengan mengatakan: Insyaallah (jika Allah menghendaki). Dan ingatlah Tuhanmu ketika engkau lupa. Dan ucapkanlah: Semoga Rabbku akan memberikan bimbingan kepada yang lebih dekat untukku dari petunjuk (Terjemahan Ayat)

Sebagian Ulama Tafsir seperti Ibnu Katsir dan Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa orang-orang musyrikin Quraisy datang kepada Yahudi dan berkata: Sesungguhnya ada orang di kalangan kami yang mengaku sebagai Nabi. Kemudian Yahudi berkata: Tanyakan kepadanya 3 hal, kalau ia bisa menjawabnya maka ia adalah Nabi. Tanyakanlah:

Pertama, tentang keadaan para pemuda yang keluar dari kotanya berlindung ke dalam gua. Bagaimana keadaan mereka.
Kedua, tentang seseorang yang menguasai (perjalanan) ke timur dan barat bumi.
Ketiga, tanyakan tentang ruh.

Kemudian orang-orang musyrikin itu datang dan menanyakan ketiga hal itu kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam. Nabi kemudian menjawab: Besok aku akan menjawab. Ternyata selama berhari-hari Allah tidak menurunkan wahyu kepada Nabi. Hingga setelah 15 hari kemudian, barulah turun wahyu dari Allah Subhaanahu Wa Taโ€™ala.

Maka pada ayat ini Allah Taโ€™ala mengajarkan adab kepada NabiNya dan seluruh kaum muslimin agar jika seseorang berjanji, hendaknya mengucapkan : Insya allah.

Ucapan Insyaallah dalam berjanji memberikan 2 faidah:

Pertama, Allah akan menolong dan memudahkan kita menjalankan hal tersebut.
Kedua, jika kita ternyata tidak mampu melaksanakannya, tidak tergolong mengingkari janji
(Penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin)

Nabi Sulaiman alaihissalaam pernah bersumpah, bahwa dalam satu malam beliau akan menggilir (untuk berhubungan badan) dengan sekian puluh istrinya (sebagian riwayat menyatakan 100 atau 99, sebagian lagi 90, sebagian lagi menyatakan 70, sebagian lagi menyatakan 60), dan hasilnya semua istri itu akan melahirkan anak-anak tangguh menjadi pasukan yang akan berjihad di jalan Allah. Satu Malaikat mengingatkan agar beliau mengucapkan Insyaallah. Namun, qoddarallah Nabi Sulaiman tidak mengucapkannya. Hingga akhirnya ketika Nabi Sulaiman melakukan hal itu ternyata yang hamil hanya satu istri dan itupun melahirkan setengah manusia. Hal ini disebutkan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim.

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูู„ูŽูŠู’ู…ูŽุงู†ู ุจู’ู†ู ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู… ู„ูŽุฃูŽุทููˆููŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุจูู…ูุงุฆูŽุฉู ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู ุชูŽู„ูุฏู ูƒูู„ู‘ู ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉู ุบูู„ูŽุงู…ู‹ุง ูŠูู‚ูŽุงุชูู„ู ูููŠ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽูƒู ู‚ูู„ู’ ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ูู„ู’ ูˆูŽู†ูŽุณููŠูŽ ููŽุฃูŽุทูŽุงููŽ ุจูู‡ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ุชูŽู„ูุฏู’ ู…ูู†ู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉูŒ ู†ูุตู’ููŽ ุฅูู†ู’ุณูŽุงู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูŽูˆู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุญู’ู†ูŽุซู’ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุฑู’ุฌูŽู‰ ู„ูุญูŽุงุฌูŽุชูู‡ู

Sulaiman bin Dawud alaihimassalaam berkata: Sungguh aku akan berkeliling (menggilir) 100 istriku malam ini, sehingga tiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah. Kemudian satu Malaikat mengucapkan kepada beliau: Ucapkan InsyaAllah. Tapi Nabi Sulaiman tidak mengucapkan dan lupa. Kemudian beliau berkeliling pada istri-istrinya, hasil selanjutnya tidak ada yang melahirkan anak kecuali satu orang wanita yang melahirkan setengah manusia. Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bersabda: Kalau Nabi Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, lafadz hadits sesuai riwayat al-Bukhari).

Dalam ayat ini juga dinyatakan: wadzkur Robbaka idzaa nasiita (Ingatlah Rabbmu ketika engkau lupa). Dalam hal ini ada 2 penafsiran:

Pertama, jika kita sudah bersumpah atau berjanji sebelumnya tidak mengucapkan Insyaallah, maka saat ingat ucapkanlah Insyaallah, agar tidak jatuh dalam dosa (penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin)

Kedua, jika kita lupa akan suatu hal, maka berdzikirlah mengingat Allah agar kita kembali diingatkan oleh Allah akan suatu hal yang terlupa tersebut. Karena memang Syaithanlah yang menyebabkan kita lupa akan sesuatu, maka berdzikirlah agar bisa mengingatnya (faidah dari Tafsir Ibn Katsir)

Dalam ayat ini juga dinyatakan: wa qul โ€˜asaa an yahdiyani robbi li aqroba min haadzaa rosyadaa (dan ucapkanlah: semoga Rabbku memberikan bimbingan untukku kepada hal yang lebih dekat kepada petunjuk). Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: Jika engkau ditanya tentang suatu hal yang tidak engkau ketahui, mintalah dan hadapkan (hatimu) kepadaNya, agar Allah memberi taufiq kepadaMu kepada kebenaran dan petunjuk

(Abu Utsman Kharisman)

๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก
WA al I’tishom

Advertisement
TADABBUR SURAT AL-KAHFI AYAT 23-24: MENGUCAPKAN IN SHAA ALLAH

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s