TIGA PERMINTAAN DALAM DOA SELEPAS SOLAT SUBUH

๐Ÿ’๐Ÿ“TIGA PERMINTAAN DALAM DOA SELEPAS SHALAT SUBUH

Dalam hadits Ummu Salamah riwayat Ibnu Majah, disebutkan:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ู‘ูŽ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุฅูุฐูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูุจู’ุญูŽ ุญููŠู†ูŽ ูŠูุณูŽู„ู‘ูู…ู ยซ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูู‰ ุฃูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ู†ูŽุงููุนู‹ุง ูˆูŽุฑูุฒู’ู‚ู‹ุง ุทูŽูŠู‘ูุจู‹ุง ูˆูŽุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ู…ูุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ุงู‹ ยป.

Bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam jika selesai shalat Subuh, saat setelah salam, mengucapkan: ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA โ€˜ILMAN NAAFIโ€™AN WA RIZQON THOYYIBAN WA โ€˜AMALAN MUTAQOBBALAN (Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima)(H.R Ibnu Majah)

Hadits tersebut dinilai shahih oleh Syaikh al-Albaniy.

Tiga permintaan dalam doa tersebut adalah permintaan yang benar-benar kita butuhkan.

*Permintaan pertama*, kita meminta ilmu yang bermanfaat. Ilmu didahulukan sebelum kebutuhan lainnya. Karena ilmu adalah yang mendasari benar tidaknya perbuatan dan ucapan kita. Al-Imam al-Bukhari meletakkan salah satu judul bab dalam Shahihnya sebagai:

ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ู

Ilmu itu (didahulukan) sebelum ucapan dan perbuatan (Shahih al-Bukhari Kitabul Ilmi)

Ilmu yang kita minta adalah ilmu yang bermanfaat. Bukan sekedar ilmu yang menjadi wawasan semata. Apakah ilmu yang tidak bermanfaat itu? Al-Munawiy rahimahullah mendefinisikan ilmu yang tidak bermanfaat adalah:

ูˆู‡ูˆ ู…ุง ู„ุง ูŠุตุญุจู‡ ุนู…ู„ ุฃูˆ ู…ุง ู„ู… ูŠุคุฐู† ููŠ ุชุนู„ู…ู‡ ุดุฑุนุง ุฃูˆ ู…ุง ู„ุง ูŠู‡ุฐุจ ุงู„ุฃุฎู„ุงู‚

Yaitu ilmu yang tidak membuahkan amal (sholih), atau memang tidak diizinkan secara syariat untuk dipelajari, atau (ilmu) yang tidak memperbaiki akhlak (seseorang)(atTaisiir bi syarhil Jamiโ€™is Shoghir (1/413)).

*Permintaan kedua*, kita meminta rezeki yang baik. Apakah rezeki yang baik itu?

Abul Hasan Ubaidullah bin Muhammad al-Mubarokfuriy rahimahullah mendefinisikan rezeki yang baik adalah:

ุญู„ุงู„ุงู‹ ู…ู„ุงุฆู…ู‹ุง ู„ู„ู‚ูˆุฉ ู…ุนูŠู†ู‹ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุทุงุนุฉ

(Rezeki) yang halal, menghasilkan kekuatan yang membantu seseorang untuk taat (kepada Allah)(Muroโ€™aatul Mafaatiih syarh Misykaatil Mashoobiih (8/281)).

Sedangkan *permintaan yang ketiga* sekaligus terakhir adalah amalan yang diterima. Kita berharap amalan yang kita persembahkan untuk Allah Taโ€™ala, diterima oleh-Nya. Para Ulama menjelaskan bahwa syarat suatu amalan diterima adalah ikhlas karena Allah, sesuai tuntunan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, dan dilandasi akidah yang benar.

Semoga Allah โ€˜Azza Wa Jalla mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.

(Abu Utsman Kharisman)

๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ’ก๐Ÿ’ก
WA al I’tishom

Advertisement
TIGA PERMINTAAN DALAM DOA SELEPAS SOLAT SUBUH

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s