PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG AYAT TERAKHIR DALAM SURAH AL-KAFIRUN

💡📖 PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG AYAT TERAKHIR DALAM SURAH AL-KAFIRUN

Menurut Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah, salah seorang ulama terkemuka di Kerajaan Saudi Arabia, ayat terakhir Surah al-Kafirun bukan sebagaimana dipahami sebagian orang sesat dan bodoh yang menyebutkan ayat tersebut bukan pengingkaran terhadap keyakinan musyrikin.

Ayat itu tidak menunjukkan sikap saling meridhai antara kita dan orang-orang kafir, ridha dengan keyakinan kaum musyrikin. Tidak pula menunjukkan sikap persamaan antara kita dan kaum kafir.

Ayat itu justru memberi penegasan sikap bara’ah (benci dan memusuhi) terhadap agama (keyakinan) kaum musyrikin. Sikap tegas, tidak mencari muka di hadapan mereka. Tidak memuji agama (keyakinan) kaum musyrikin. Tidak pula saling menolong dalam urusan keyakinan. Ini terkait urusan agama. Urusan keyakinan.

Adapun urusan keduniaan, dalam urusan yang mubah, seperti jual beli, tentu boleh.

لَّا یَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِینَ لَمۡ یُقَـٰتِلُوكُمۡ فِی ٱلدِّینِ وَلَمۡ یُخۡرِجُوكُم مِّن دِیَـٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوۤا۟ إِلَیۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِینَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (al-Mumtahanah: 8) (Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 654-655)

Dengan alasan agar hubungan baik (ishlah: toleransi beragama) terjalin antara pemeluk Islam dan pemeluk agama paganis, kaum musyrikin Quraisy menawarkan kesepakatan untuk saling menghormati dalam peribadahan. Namun, semua itu ditepis. Sebab, seorang muslim tidak boleh membenarkan keyakinan yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kesyirikan harus tetap diperangi.

Adapun berbuat baik dalam perkara-perkara kemanusiaan dan dibolehkan syariat, seorang muslim boleh menunaikannya. Misalnya, seorang muslim mengantar tetangganya non-Islam yang sakit untuk berobat ke rumah sakit.

📗 Sumber: Majalah Asy Syariah edisi 123 ISLAM AGAMA TOLERAN

~
🌎Website: http://www.asysyariah.com
📲Channel: t.me/asysyariah

Advertisement
PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG AYAT TERAKHIR DALAM SURAH AL-KAFIRUN

AIR MATA MEREKA ABADI DALAM FIRMAN-NYA

✋🏻💦💐🌹 AIR MATA MEREKA ABADI DALAM FIRMAN-NYA

Pemilik air mata ini bukanlah sosok-sosok yang masyhur namanya. Bukan pula orang-orang yang harum dikenal dengan harta dan kedermawanannya.

Sebaliknya, mereka hanyalah sekelompok kecil dari kalangan fuqara (fakir) kaum muslimin.

Dan inilah kisah mereka.

Di tengah kemarau panjang, Perang Tabuk datang membayang. Minimnya perbekalan dan kendaraan semakin mempersulit kondisi pasukan tauhid ketika itu.

Namun, terik dan panas matahari justru membakar semangat juang para sahabat, sekalipun kaum munafikin tiada henti terus menggembosi.

Saat beberapa cakupan tangan dari buah kurma tampak disedekahkan, orang-orang munafik berkomentar, “Allah tidak butuh dengan sedekah yang sedikit itu.”

Manakala sejumlah harta yang tidak sedikit diinfakkan, kaum munafik pun mencacat, “Sedekah yang banyak itu hanyalah demi mengharap pujian manusia semata.”

Demikian keji dan sombong ucapan orang-orang munafik itu.

Namun, kebaikan pantanglah surut. Silih berganti yang berharta datang berderma sesuai dengan apa yang mereka punya. Menginfakkannya demi meraih ridha Allah ta’ala semata.

Adapun mereka yang tiada berharta, tetap tegak dada mereka. Sigap dengan tunggangan perangnya. Siap turun ke medan laga.

Kalbu-kalbu yang disinari cahaya keimanan itu sedikit pun tiada meredup. Pemandangan yang ada benar-benar sarat semangat juang.

Bumi Madinah tampak kokoh dengan pilar iman dan tawakal para sahabat. Tak ada kesedihan ataupun ketakutan. Sebaliknya, aroma optimisme akan janji Allah benar-benar menyelimuti persiapan perang saat itu.

Hingga tibalah ketujuh orang itu, datang beriringan menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kepada beliau, mereka memohon dengan sangat. Demi izinnya, mereka rajut harapan. Satu yang mereka pinta: agar turut disertakan dalam perjalanan jihad yang suci.

Di sisi lain, Tabuk bukanlah jarak yang dekat. Medan yang dilalui pun sangatlah berat. Lembah yang membentang dan sahara yang terhampar menanti nun jauh di sana.

Keterbatasan hewan tunggangan saat itu tak menyisakan jatah bagi mereka sekalipun hanya sekadar untuk bergantian.

Mereka terus mengiba. Seakan tak rela bila sampai momen emas berjuang bersama Nabi terluputkan. Namun apa daya, Rasulullah yang penuh kasih tak sampai hati memaksakan keikutsertaan mereka.

Pada akhirnya,

َ لاَ أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ

terucap dari lisan mulia beliau.

“Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawa kalian.”

Sebuah jawaban yang tak sedikit pun diharapkan oleh mereka. Bagaimana mungkin berharap penolakan? Sementara mereka sadar, satu-satunya peluang untuk turut andil dalam peperangan kali ini hanyalah dengan sumbangsih raga dan nyawa yang mereka miliki.

Ketiadaan harta benda semakin membuat hati mereka terpukul. Bagaimana tidak? Di tengah kondisi yang sangat sulit dan berat, tak ada derma terhatur, tidak pula raga dan tenaga terulur.

Keimanan yang jujur dalam sanubari membuat ketujuh orang ini merasa sedih. Ketidakmampuan diri untuk berkorban benar-benar menyesakkan dada mereka.

Di saat itulah, air mata mereka menetes.

Tentang mereka, Allah ta’ala berkisah,

تَوَلَّواْ وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَناً أَلاَّ يَجِدُواْ مَا ينفقون

“Lalu mereka pun kembali dalam keadaan bercucuran air mata lantaran tidak memperoleh apa yang mereka nafkahkan untuk berjihad.”

Ya. Tangisan mereka terukir kekal dalam al-Quran.

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,

“Manakala Allah menyaksikan semangat mereka dalam mencintai Allah dan Rasul-Nya, Allah turunkan ayat ini (QS. at-Taubah: 91-93) sebagai wujud pemberian uzur untuk mereka.” (Lihat Umdah at-Tafsir ‘an al-Hafizh Ibn al-Katsir 2/189)

Sebuah tangisan lantaran ketidakmampuan dalam beramal ketaatan.

Sudahkah jenis air mata itu membasahi pelupuk mata kita?

📚 Disadur dari tafsir Surah at-Taubah dari kitab Tafsir al-Quran al-‘Azhim karya ulama ahli tafsir Ibnul Katsir rahimahullah

🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/air-mata-mereka-abadi-dalam-firman-nya/

⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia

AIR MATA MEREKA ABADI DALAM FIRMAN-NYA

PASTI ADA HIKMAH DI SETIAP KETETAPAN ALLAH

✋🏻✏📢📑 PASTI ADA HIKMAH DI SETIAP KETETAPAN ALLAH

Tatkala Allah hendak menciptakan manusia dan menjadikannya sebagai penghuni bumi, Allah berkata kepada para malaikat,

إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ

“Aku akan menciptakan manusia dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi (yang saling menggantikan dalam memakmurkannya).”

Para malaikat pun bertanya tentang hikmah penciptaan manusia, padahal menurut mereka manusia hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka mengatakan,

أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ

“Wahai Rabb kami, apa hikmah di balik penciptaan manusia ini (dan dijadikannya mereka penguasa di muka bumi) padahal di antara mereka ada yang berbuat kerusakan dan suka menumpahkan darah sesama mereka. Apabila yang dimaukan adalah peribadatan kepada-Mu, kami selalu memuji-Mu dan menyucikan-Mu (dengan ibadah-ibadah dan tidak pernah bermaksiat kepada-Mu)?”

Allah menjawab,

إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya Aku lebih tahu tentang mereka sesuatu yang tidak kalian ketahui. (Aku tahu bahwa kebaikan dari penciptaan mereka jauh berkali-kali lipat dibanding kejelekan yang muncul dari mereka).”

Di antara hikmahnya adalah Allah akan memunculkan dari mereka:
• para rasul,
• ash-shiddiqun (orang-orang yang mengetahui kebenaran, membenarkannya dengan keyakinan mereka dan mengamalkan konsekuensinya baik lisan maupun perbuatan),
• asy-syuhada’ (orang-orang yang berjuang di jalan Allah untuk meninggikan kalimat-Nya dan terbunuh di atasnya), dan
• ash-shalihin (orang-orang yang baik lahir dan batinnya sehingga baik pula amalannya).

📚 QS. Al-Baqarah: 30 beserta Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir as-Sa’di

⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

PASTI ADA HIKMAH DI SETIAP KETETAPAN ALLAH