JANGAN MENGKHUSUSKAN BULAN RAJAB DENGAN PUASA

⚠🌙💥✋🏻 JANGAN MENGKHUSUSKAN BULAN RAJAB DENGAN PUASA

📌Abu Bakr bin Abi Syaibah dalam kitab al-Mushannaf hal. 9758

Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari al-A’masy dari Barah, dari Abdurrahman, dari Kharasyah bin al-Hurri berkata:

رَأَيْتُ عُمَرَ يَضْرِبُ أَكُفَّ النَّاسِ فِي رَجَبٍ، حَتَّى يَضَعُوهَا فِي الْجِفَانِ

Saya melihat Umar radhiyallahu ‘anhu memukul seorang yang paling bersemangat berpuasa di bulan Rajab, sehingga beliau menempatkan piring-piring makanan lalu beliau berkata:

“كُلُوا، فَإِنَّمَا هُوَ شَهْرٌ كَانَ يُعَظِّمُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ.

“Makanlah kalian, karena sesungguhnya bulan (Rajab) ini adalah bulan yang dulu diagungkan oleh orang-orang jahiliyah (Musyrikin).”

📌Dalam riwayat Thabrani sebagaimana dalam al-Mu’jam al-Ausath 7636: Kharasyah bin al-Hurri berkata:

رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، يَضْرِبُ أَكُفَّ الرِّجَالِ فِي صَوْمِ رَجَبَ، حَتَّى يَضَعُونَهَا فِي الطَّعَامِ

Aku pernah melihat Umar bin al-Khaththab memukul orang yang paling bersemangat dalam puasa bulan Rajab, sampai dihidangkan untuk mereka piring-piring penuh makanan.

Lalu beliau berkata

رَجَبُ وَمَا رَجَبُ؟ إِنَّمَا رَجَبُ شَهْرٌ كَانَ يُعَظِّمُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ، فَلَمَّا جَاءَ الْإِسْلَامُ تُرِكَ

“Bulan Rajab, apa itu bulan Rajab? Sesungguhnya bulan Rajab itu adalah bulan yang diagungkan oleh orang-orang jahiliyah. Maka tatkala datang Islam hal ini ditinggalkan.”

📌Dalam kitab al-Mushannaf 9761 karya Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih dari jalan Ashim bin Muhammad dari ayahnya berkata:

إِذَا رَأَى النَّاسَ، وَمَا يَعُدُّونَ لِرَجَبٍ كَرِهَ ذَلِكَ

Dulu Ibnu Umar jika beliau melihat ada manusia dan apa yang mereka persiapkan untuk menyambut bulan Rajab beliau membenci hal itu.

📌Dalam kitab al-Mushannaf karya Abdurrazzaq dengan sanad yang shahih, dari Ibnu Juraij dari Atha berkata:

كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَنْهَى عَنْ صِيَامِ رَجَبٍ كُلِّهِ؛ لَأَنْ لَا يُتَّخَذَ عِيدًا

Dulu Ibnu Abbas melarang dari berpuasa dalam bulan Rajab semuanya, agar jangan sampai dijadikan sebagai hari raya.

📌 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam al-Majmu’ al-Fatawa 25/290 berkata:

وَأَمَّا صَوْمُ رَجَبٍ بِخُصُوصِهِ فَأَحَادِيثُهُ كُلُّهَا ضَعِيفَةٌ بَلْ مَوْضُوعَةٌ لَا يَعْتَمِدُ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا وَلَيْسَتْ مِنْ الضَّعِيفِ الَّذِي يُرْوَى فِي الْفَضَائِلِ بَلْ عَامَّتُهَا مِنْ الْمَوْضُوعَاتِ الْمَكْذُوبَاتِ.

“Dan adapun puasa bulan Rajab secara khusus, maka hadits-haditsnya semuanya lemah bahkan palsu, para ulama tidak bersandar sedikitpun dengannya, dan bukan termasuk hadits lemah yang bisa diriwayatkan dalam fadha’il amal, bahkan kebanyakannya termasuk hadits-hadits yang palsu lagi didustakan (atas nama Nabi shallallahu alaihi wasallam).

◎ Hingga perkataan beliau:

Telah shahih bahwasanya Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dahulu memukul tangan-tangan manusia agar meletakkan tangan-tangan mereka ke makanan di bulan Rajab, dan beliau berkata:

لَا تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ

“Janganlah kalian menyamakannya dengan bulan Ramadhan.”

وَدَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَرَأَى أَهْلَهُ قَدْ اشْتَرَوْا كِيزَانًا لِلْمَاءِ وَاسْتَعَدُّوا لِلصَّوْمِ فَقَالَ: مَا هَذَا ؟ فَقَالُوا: رَجَبٌ !

Dan masuklah Abu Bakr lalu beliau melihat keluarganya telah membeli gelas-gelas untuk air dan mereka bersiap-siap untuk berpuasa, maka beliau berkata:
“Apa ini?” Mereka menjawab: “Untuk berpuasa di bulan Rajab.”

◎ Maka beliau berkata:

أَتُرِيدُونَ أَنْ تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ؟ وَكَسَرَ تِلْكَ الْكِيزَانَ “. فَمَتَى أَفْطَرَ بَعْضًا لَمْ يُكْرَهْ صَوْمُ الْبَعْضِ”.

“Apakah kalian menginginkan menyerupakan Rajab dengan Ramadhan?”
Lalu beliau memecah gelas-gelas tadi. Maka kapan ia berbuka pada sebagiannya, maka tidak dibenci berpuasa sebagian Rajab.

📚 Sumber || https://goo.gl/Id0URY

🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/jangan-mengkhususkan-bulan-rajab-dengan-puasa/

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Advertisement
JANGAN MENGKHUSUSKAN BULAN RAJAB DENGAN PUASA

Tahdzir (Peringatan) dari AMALAN-AMALAN YANG TIDAK ADA TUNTUNANNYA pada BULAN RAJAB

🔥 ⛔❗Tahdzir (Peringatan) dari AMALAN-AMALAN YANG TIDAK ADA TUNTUNANNYA pada BULAN RAJAB

🚪🔎 Bulan Rajab sudah di ambang pintu. Banyak tersebar hadits-hadits tentang keutamaan puasa pada bulan Rajab. Maka semua hadits-hadits tersebut adalah hadits-hadits yang lemah atau palsu, dan tidak ada asalnya dalam sunnah.

1⃣ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, sebagaimana dalam Majmu’ al-Fatawa  (XXV/290):

“Adapun puasa Rajab secara khusus, maka semua hadits-haditsnya adalah LEMAH, bahkan PALSU. Para ‘ulama tidak menjadikan satu pun dari hadits-hadits tersebut sebagai landasan. Hadits-hadits tersebut bukanlah termasuk hadits-hadits lemah yang diriwayatkan dalam fadha-il amal. Namun mayoritasnya adalah palsu yang didustakan (atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).”

2⃣ Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

” Semua hadits yang menyebutkan puasa pada bulan Rajab dan (keutamaan) shalat pada beberapa malam pada bulan tersebut, maka itu adalah dusta yang dibuat-buat.”
📚(al-Manar al-Munif hal.97)

3⃣ Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

” Tidak ada dalil tentang keutamaan bulan Rajab, keutamaan berpuasa pada bulan tersebut, atau pada satu hari tertentu dari bulan tersebut. Demikian pula tentang keutamaan menghidupkan satu malam secara khusus pada bulan tersebut, tidak ada satu hadits shahih pun tentang masalah ini yang bisa dijadikan sebagai landasan.”
📚 (Tabyinu al-‘Ajab hal. 11)

4⃣ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah ditanya,

📜 “Banyak pertanyaan tentang bulan Rajab dan berpuasa pada bulan tersebut, apakah bulan Rajab memiliki kekhususan tertentu?

🔅 Beliau menjawab,
“Mengkhususkan bulan Rajab dengan ibadah puasa tathawwu merupakan sesuatu yang TERCELA. Karena itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, yang dulu mereka mengagungkan bulan Rajab.
👉💥 Para ‘ulama mencela perbuatan menyendirikan/mengkhususkan puasa tathawwu’ pada bulan Rajab.

Adapun apabila seseorang berpuasa pada bulan tersebut karena membayar hutang puasa Ramadhan, atau karena puasa kaffarah, maka yang demikian tidak mengapa. Atau berpuasa Senin – Kamis, atau puasa tiga hari pada ayyamul bidh, ini semua tidak mengapa (dilakukan) sebagaimana pada bulan-bulan lainnya. Walhamdulillah.”

http://www.binbaz.org.sa/mat/13706

5⃣ Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah ditanya tentang berpuasa pada hari ke-27 pada bulan Rajab dan menghidupkan malamnya?

➿ Maka beliau menjawab :

“Berpuasa pada hari ke-27 bulan Rajab dan menghidupkan malam harinya, serta mengkhususkannya adalah BID’AH. Dan setiap bid’ah itu adalah sesat.”

📚 (Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin XX/440)

•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu’ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~

Tahdzir (Peringatan) dari AMALAN-AMALAN YANG TIDAK ADA TUNTUNANNYA pada BULAN RAJAB

Melihat Seorang Melakukan Pembatal Puasa

Asy-Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baaz rahimahullah Ta’ala ditanya,

“Sebahagian orang berkata, apabila kamu melihat ada seorang muslim yang minum atau makan kerana lupa di siang hari Ramadhan, maka engkau perlu mengingatkannya, kerana Allah yang memberinya makan dan minum sebagaimana disebutkan dalam hadis. Apakah ucapan ini benar?

Beliau menjawab:

“Barangsiapa melihat ada seorang muslim yang minum, makan, atau melakukan salah satu pembatal puasa lainnya di siang hari Ramadhan kerana lupa atau sengaja, maka wajib mengingkarinya. Kerana (melakukan perkara tersebut) di depan umum pada siang hari puasa merupakan bentuk kemungkaran; walaupun pelakunya adalah orang yang mendapat udzur ketika itu, (tujuannya adalah) agar orang-orang tidak berani secara terang-terangan melakukan pembatal puasa yang telah Allah haramkan pada siang hari puasa dengan alasan lupa.

Dan orang yang melakukan hal tersebut kerana lupa maka dia tidak perlu mengganti puasanya, berdasarkan sabda Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam,

 “Barangsiapa yang lupa dalam keadaan ia berpuasa, lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Kerana sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum.” Telah disepakati kesahihannya.

Demikian pula musafir, tidak boleh melakukan pembatal puasa secara terang-terangan di hadapan orang yang mukim yang tidak mengetahui keadaannya. Tetapi, hendaknya dia menyembunyikan hal tersebut agar dia tidak dituduh melakukan perkara yang Allah haramkan, dan agar tidak memancing orang lain melakukan hal tersebut.

Demikian pula bagi orang kafir, mereka dilarang menampakkan makan dan minum atau yang lainnya di antara kaum muslimin, untuk mencegah adanya sikap bermudah-mudahan dalam perkara ini, dan dikeranakan juga mereka dilarang menampakkan syi’ar agama mereka yang batil di antara kaum muslimin.

والله ولي التوفيق

Sumber: Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz (15/255-256)

Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com

Melihat Seorang Melakukan Pembatal Puasa

Hukum Makan Minum Terang-terangan di Depan Umum Bagi Orang yang Tidak Berpuasa Ramadan Kerana Uzur

HUKUM MAKAN DAN MINUM TERANG-TERANGAN DI DEPAN UMUM BAGI ORANG YANG TIDAK BERPUASA RAMADHAN KARENA UDZUR
:: http://bit.ly/alistifadah ::

Asy Syaikh Al ‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan: “Sebagian wanita tidak berpuasa Ramadhan karena udzur syar’i, apakah mereka punya hak untuk makan dan minum secara terang-terangan di muka umum, atau hendaknya mereka makan secara tersembunyi walaupun itu bisa sampai lebih dari tiga kali waktu makan ?”

Jawapan: “Barangsiapa tidak berpuasa Ramadhan karena udzur maka hendaknya ia makan secara tersembunyi. Seperti seorang musafir yang tidak diketahui bahwa ia adalah musafir, atau seorang wanita yang tidak diketahui bahwa ia sedang haidh, hendaknya ia makan secara tersembunyi, minum secara tersembunyi, sehingga ia tidak tertuduh sebagai wanita yang bermudah-mudahan dalam urusan agama, dan supaya (musafir tadi) tidak tertuduh sebagai orang yang bermudah-mudahan terhadap perintah Allah”.

____
Link fatwa || http://www.binbaz.org.sa/noor/9823

***
Arsip WALIS » http://walis-net.blogspot.com/…/hukum-makan-dan-minum-teran…
Kritik dan saran » http://goo.gl/d0M01P
Faedah Lain » http://walis.salafymedia.com/

————————–
((خدمة فتاوى كبار العلماء))

حكم الأكل والشرب جهرا لمن أفطر في رمضـان لعذر ؟

▪سُئل الشَّـيخ العلّامـة بنُ بـازٍ-رَحِمهُ الله-:

❪📜❫ السُّــــ☟ـــؤَالُ:
• بعض النساء يفطرن في رمضان لعذرٍ شرعي، فهل لهن الحق في الأكل والشرب جهاراً، أم يأكلن سراً ولو أدى ذلك إلى أكثر من ثلاث وجبات؟

❪📜❫ الجَـــ☟ـــوَابُ:
”من أفطر في رمضان لعذر فإنه يفطر سراً، كالمسافر الذي لا يعرف أنه مسافر، والمرأة التي لا يعرف أنها حائض، يكون أكلها سراً وشربها سراً حتى لا تتهم بأنها متساهلة، وحتى لا يتهم الرجل بأنه متساهل بأمر الله“.
ــــ
📝المصــدَرُ :
http://cutt.us/294eE
➖♦➖♦➖♦➖
خدمة فتاوى كبار العلماء
للنشر

للإشتراك تيليخرام

https://goo.gl/RzFpKX

•••••••
🖲 Majmu’ah AL ISTIFADAH
🌍 http://bit.ly/tentangwalis
🛰 Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN
مجموعة الاستفادة
📆 Ahad, 14 Ramadhan 1437 H // 19 Juni 2016 M

Continue reading “Hukum Makan Minum Terang-terangan di Depan Umum Bagi Orang yang Tidak Berpuasa Ramadan Kerana Uzur”

Hukum Makan Minum Terang-terangan di Depan Umum Bagi Orang yang Tidak Berpuasa Ramadan Kerana Uzur

Memberi Khabar Gembira Datangnya Ramadan

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: adalah Rasulullah sallallahu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya akan datangnya Ramadhan dengan mengatakan:

« قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا قَدْ حُرِمَ»

“Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan bulan mubarok (penuh keberkahan), Allah mewajibkan bagi kalian puasa, di dalamnya dibuka pintu syurga dan ditutup pintu neraka jahim, dibelenggu syaitan, selain itu di dalamnya ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan, barangsiapa yang diharamkan kebaikannya maka sungguh dia telah diharamkan.”

Hadits dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib (1/490). Continue reading “Memberi Khabar Gembira Datangnya Ramadan”

Memberi Khabar Gembira Datangnya Ramadan

Dua Jihad di Bulan Ramadan

Al-Imam al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullahu ta’ala berkata :

“Ketahuilah bahwasanya seorang mukmin itu akan terkumpul baginya di bulan ramadhan dua jihad pada dirinya: Jihad siang hari dengan puasa dan jihad malam hari dengan qiyamullail (solat malam). Barangsiapa mengumpulkan di antara dua jihad ini, dan menunaikan hak-hak keduanya, serta bersabar atas keduanya (dalam mengerjakan keduanya) maka ia akan mendapatkan pahalanya dengan tanpa batas.”

Lathaaiful Ma’aarif hal. 171

Continue reading “Dua Jihad di Bulan Ramadan”

Dua Jihad di Bulan Ramadan

Pasukan Syaitan di Bulan Ramadan

Berkata Al-‘Allamah Soleh Al-Fawzan hafizhahullah:

“Apabila Ramadhan tiba maka senyatanya pasukan syaitan menghadiri acara-acara yang membuat fitnah yang dapat memalingkan manusia dari bulan ini dengan mempersiapkan berbagai acara yang merosak, jenaka, bersambung dan berbagai pertunjukan sandiwara yang dapat membawa pendengaran manusia, penglihatan mereka kepada acara-acara tersebut dalam keadaan mereka mengatakan ‘kami berpuasa’? Mereka berpuasa dari makan dan minum akan tetapi mereka tidak berpuasa dari apa-apa yang telah diharamkan Allah!”

Audio dapat didengar di: http://bit.ly/22yHu0w

Continue reading “Pasukan Syaitan di Bulan Ramadan”

Pasukan Syaitan di Bulan Ramadan

Janganlah Masuk Ramadan Dengan Hati Yang Lalai

Al Hafizh Ibnu Rojab rahimahullaahu berkata,

“Wahai orang yang telah lama menghilang dari kami! Sungguh telah dekat datangnya hari-hari untuk perbaikan.

Wahai orang yang terus menerus dalam kerugian! Sungguh sebentar lagi akan datang hari-hari jual beli yang penuh dengan keuntungan.

Barang siapa yang tidak mendapatkan keuntungan pada bulan ini -bulan Ramadhan-, maka pada waktu bila lagi dia akan mendapatkan keuntungan?

Barang siapa yang tidak mendekatkan diri kepada Allah azza wajalla -sebagai Pelindungnya- pada bulan tersebut, maka dia senantiasa dalam keadaan dijauhkan.

Berapa kali dikumandangkan kepadamu حي على الفلاح (marilah kita menuju kemenangan/keberhasilan), namun engkau menjadi seorang yang merugi.

Berapa kali engkau diajak kepada kebaikan namun engkau terus menerus berada di dalam lembah kerosakan.

Betapa banyak orang yang berangan-angan untuk berpuasa di bulan Ramadhan, namun dia tertipu oleh angan-angannya -dengan dia menunda-nunda puasa tersebut- hingga dia masuk ke dalam kegelapan alam kubur sebelum dia sempat berpuasa di bulan tersebut.

Betapa banyak orang yang menghirup udara segar di pagi hari, namun dia tidak mampu menyempurnakan harinya. Dan orang yang berharap bertemu dengan esok hari, namun dia tidak mampu mendapatkannya.

Sungguh apabila kalian mengetahui ajal (waktu usiamu di dunia) dan jaraknya -yang sangat pendek- dengan yakin, nescaya engkau akan marah dan benci kepada angan-angan dan berbagai macam tipu dayanya.”

(Latoiful Ma’arif, hal. 281)

Continue reading “Janganlah Masuk Ramadan Dengan Hati Yang Lalai”

Janganlah Masuk Ramadan Dengan Hati Yang Lalai

Fidyah Puasa Dengan Makanan

Perlu diketahui bahwa tidak boleh fidyah yang diwajibkan bagi orang yang berat berpuasa diganti dengan wang yang senilai dengan makanan kerana dalam ayat dengan tegas dikatakan harus dengan makanan. Allah Ta’ala berfirman,

فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

“Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.”

Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhohullah mengatakan, “Mengeluarkan fidyah tidak boleh digantikan dengan wang sebagaimana yang penanya sebutkan. Fidyah hanya boleh dengan menyerahkan makanan yang menjadi makanan pokok di daerah tersebut. Kadarnya adalah setengah sho’ dari makanan pokok yang ada yang dikeluarkan bagi setiap hari yang ditinggalkan. Setengah sho’ kira-kira 1½ kg. Jadi, tetap harus menyerahkan berupa makanan sebagaimana ukuran yang kami sebut. Sehingga sama sekali tidak boleh dengan wang. Kerana Allah Ta’ala berfirman (yang ertinya), “Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.” Dalam ayat ini sangat jelas memerintah dengan makanan.”

[Al Muntaqo min Fatawa Syaikh Sholih Al Fauzan, 3/140. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 66886.]

Fidyah Puasa Dengan Makanan