SABAR DAN ISTIQOMAH

🗝💎🌼🌄
SABAR DAN ISTIQOMAH

💺Al Imam Ibnu Baz rahimahullah berkata :

“Orang-orang yang beriman di setiap zaman harus bersabar atas kesusahan (yang menimpa) dan istiqomah diatas kebenaran hingga kelapangan (jalan keluar) dari Allah subhanahu (Maha suci Dia) mendatangi mereka.”

📚 Majmu’ al Fatawa 6/105
┉┉✽̶»̶̥»̶̥✽̶┉┉

قال الإمام ابن باز رحمه الله :

المؤمنون في كل زمان، لا بد لهم من صبر على الشدائد، واستقامة على الحق حتى يأتيهم الفرج من الله سبحانه.

📚 [مجموع الفتاوى (١٠٥/٦)].

📝💻 Majmu’ah Hikmah Salafiyyah ||  https://t.me/hikmahsalafiyyah

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Advertisement
SABAR DAN ISTIQOMAH

BAGAIMANA MEMBEZAKAN ORANG YANG JUJUR DAN ORANG YANG DUSTA

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah:

نحن لا نعلم الصادق من الكاذب إلا بهذه الفتن، فإذا لم تأت الفتن لم ندر من الصادق ومن الكاذب، ولكن إذا جاءت الفتن انحاز أهل الكذب وأهل النفاق وصاروا مع الكفار، ولم يبق إلا أهل اﻹيمان الصادقين في إيمانهم.

“Kita tidak mengetahui orang yang jujur dan orang yang dusta kecuali dengan adanya berbagai fitnah (ujian) ini. Jadi jika fitnah-fitnah tersebut tidak datang maka kita tidak mengetahui siapa orang yang jujur dan siapa yang dusta. Tetapi jika fitnah-fitnah tersebut datang, maka bergabunglah para pendusta dan orang-orang munafik dan jadilah mereka bersama orang-orang kafir, dan tidak akan tersisa kecuali orang-orang yang beriman yang jujur keimanan mereka.”

Syarh ar-Risalah ad-Dalail, hlm. 77

Saluran telegram “Rudud Manhajiyyah”

WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

BAGAIMANA MEMBEZAKAN ORANG YANG JUJUR DAN ORANG YANG DUSTA

Kenikmatan yang Sebenar

Dari Suhaib Bin Sinan رَضِيَ اللهُ عَنُْه berkata: bersabda Rasulullah

لَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَسَلَّم : « عجبا لأمر المؤمن ، إن أمره كله خير ، وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن ، إن أصابته سراء شكر ، فكان خيرا له ، وإن أصابته ضراء صبر ، فكان خيرا له » [ رواه مسلم ]

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan itu tidak dimiliki siapapun melainkan seorang mukmin. Jika sesuatu yang menggembirakan dirasakannya, maka dia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya, dan jika sesuatu yang memudaratkan menimpanya maka dia bersabar, dan itu menjadi kebaikan pula baginya.”

(HR. Muslim)

Sumber: https://inten.to/telegram/channel-askarybinjamal-thalab-ilmu-syar-i

Kenikmatan yang Sebenar

Orang Yang Berbahagia

Berkata Al-Hafizh Ibnul Jauzi rahimahullah:-

“Ketahuilah bahwa zaman tidaklah akan tetap pada satu keadaan; sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla’:

( وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ ) [سورة آل عمران140]

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” [QS. Ali Imran: 140]

Maka terkadang (menjadi) miskin dan terkadang kaya, terkadang jaya dan terkadang hina, terkadang membuat para penolong senang dan terkadang membuat musuh gembira.

Maka orang yang bahagia adalah orang yang tetap pada satu prinsip dalam keadaan bagaimanapun, yaitu (dalam keadaan) takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla’.

Kerana sejatinya dia jika kaya maka akan memperindah (keadaan)nya,  dan jika dia dalam keadaan miskin maka akan dibukakan baginya pintu kesabaran, dan jika dimudahkan (urusannya) maka menjadi sempurna kenikmatan baginya, dan jika dia diuji maka dia akan memikulnya, dan tidaklah bermudharat baginya jika zaman membuatnya terjatuh ataupun naik, atau membuatnya papa (miskin), membuatnya kenyang atau pun lapar, kerana itu semua pastilah akan sirna dan berubah, sedangkan ketakwaan adalah dasar dari sebuah keselamatan yang akan menjaga dan tidak akan pernah tidur.”

Shayd Al-Khathir (1/39).

Continue reading “Orang Yang Berbahagia”

Orang Yang Berbahagia

Musibah Yang Menimpa Terkadang Lebih Baik Bagimu

Berkata Al-Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah,

إذا أصبت بمصيبة ربما تكون تلك المصيبة خيرا لك سواء أكانت تلكم المصيبة في مالك أو كانت في جسدك أو كانت في أي شيء يؤلمك ويقلقك ربما يكون سببا لرفع شأنك في الدنيا والآخرة وربما يكون تمحيصا من الله عز وجل .

“Apabila engkau ditimpa musibah terkadang musibah tersebut lebih baik bagimu; sama saja apakah musibah tersebut menimpa pada hartamu, atau pada jasadmu, atau pada apa saja yang menyakitkanmu mahupun membuatmu gundah. Terkadang hal itu menjadi sebab terangkatnya kedudukanmu di dunia mahupun di akhirat, dan terkadang sebagai ujian dari Allah ‘Azza wa Jalla”

Kitab Al-Mushara’ah, hal: (533)

Continue reading “Musibah Yang Menimpa Terkadang Lebih Baik Bagimu”

Musibah Yang Menimpa Terkadang Lebih Baik Bagimu

Hiburan Buat Mereka yang Diuji

Berkata Al Hafidz Ibnul Qoyyim rahimahullah:

“Berkata sebahagian salaf: Kalaulah bukan kerana musibah-musibah yang menimpa di dunia, pastilah kita akan datang pada hari kiamat dalam keadaan yang rugi.”

Zadul Ma’ad, 4/176

================
(*) Kerana besarnya pahala orang-orang yang mahu bersabar dan mengharap pahala ketika diuji dengan musibah. Dan ini merupakan tanda dari orang-orang yang bahagia.
Apabila dia diuji dia bersabar.

Abu Zain iding
WSP

Hiburan Buat Mereka yang Diuji

Hikmah Kaya dan Miskin

Al-Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan,

“Seandainya Allah ‘azza wa jalla menghendaki, Dia menjadikan kalian semua sebagai orang kaya, tiada seorang fakir pun di antara kalian. Seandainya Allah ‘azza wa jalla menghendaki pula, Dia menjadikan kalian semua sebagai orang fakir, tiada seorang kaya pun di antara kalian. Akan tetapi, Allah ‘azza wa jalla hendak menguji sebahagian kalian dengan sebahagian yang lain, agar Dia melihat apa yang kalian perbuat. Kemudian Allah ‘azza wa jalla menunjuki para hamba-Nya kepada akhlak yang mulia.

Dia ‘azza wa jalla berfirman,

“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung’.” (al-Hasyr: 9)

Beliau rahimahullah juga mengatakan,

“Dahulu kami menganggap bahawa orang yang bakhil di antara kami ialah orang yang meminjamkan dirham kepada saudaranya. Sebab, dahulu kami bermuamalah dengan kebersamaan dan mendahulukan kepentingan orang lain. Demi Allah, sungguh, salah seorang yang pernah aku lihat dan aku bersahabat dengannya, membelah izar (pakaian bahagian bawah, semacam sarung, -pent.)nya lantas memberikannya kepada saudaranya….”

(Mawa’izh al-Hasan al-Bashri, hlm. 65—66)

Hikmah Kaya dan Miskin