Kebahagiaan Dengan Menyelisihi Hawa Nafsu

Abdullah Al-Armany -rahimahullah- menceritakan:

“Saya pernah suatu kali di tengah perjalanan melewati seorang rahib di sebuah biara, maka dia berkata kepada saya: “Wahai orang muslim, apakah jalan yang paling dekat menuju Allah Azza wa Jalla menurut kalian?” Saya jawab: “Menyelisihi hawa nafsu.” Lalu dia pun kembali masuk ke biaranya.

Ketika saya tiba di Mekkah di musim haji, tiba-tiba ada seseorang mengucapkan salam kepada saya didekat Ka’bah, maka saya pun bertanya: “Siapakah Anda?” Dia menjawab: “Saya rahib yang pernah bertemu dengan Anda.” Saya pun bertanya: “Dengan sebab apa Anda boleh sampai ke tempat ini?”

Dia menjawab: “Dengan sebab perkataan Anda. Saya menawarkan Islam kepada diri saya, tetapi diri saya menolaknya, maka saya pun mengetahui bahawa Islam adalah agama yang benar, sehingga saya pun masuk Islam dan menyelisihi diri saya sendiri, maka saya pun merasa beruntung dan selamat.”

Hayaatus Salaf, hal. 50.

Kebahagiaan Dengan Menyelisihi Hawa Nafsu