Pahitnya Kehidupan Akhirat

Berkata Ibnus Sammak rahimahullah,

 « مـَنْ جَـرّعَـتْهُ الـدُّنْيـَا حـَلاوَتَهـا لِمَيْلـِهِ إلـيهـا ، جَـرّعـَتْهُ الآخـرة مَـرَارَتَـهَـا لِـتَجَافِيـهِ عنْهـا

“Siapa yang merasakan manisnya kehidupan dunia kerana lebih condong kepadanya, maka dia akan meneguk pahitnya kehidupan akhirat disebabkan kerana ia menjauhkan diri darinya.”

(Syadzraat adz-dzahab:1/304)

https://inten.to/telegram/channel-askarybinjamal-thalab-ilmu-syar-i

Pahitnya Kehidupan Akhirat

Mengingati Mati

Berkata Al-Imām Ibnu Sammāk råhimahulläh:

“Sesungguhnya orang-orang yang telah mati mereka tidaklah pernah menangisi kematian, akan tetapi mereka menangisi kerugian kehilangan (sebuah kesempatan), kemudian sebuah negeri datang menemui mereka -demi Allah- yang mereka belum mempersiapkan diri darinya, dan mereka pun masuk ke dalam sebuah negeri yang mereka belum mempersiapkan diri untuk (tinggal di dalam)nya, dan waktu yang manakah yang telah terlewatkan bagi orang-orang yang telah berlalu, dan waktu yang manakah yang tersisa untuk kami, Demi Allah, sesungguhnya orang yang mahu memikirkan hal ini sejatinya dia akan meninggalkan tempat-tempat tinggal mereka, meninggalkan orang-orang yang terkasih, dan meninggalkan apa yang mulia dan apa yang hina.”

Al-‘Āqibah Fî Dzikri Al-Maűt, halaman (46).

Continue reading “Mengingati Mati”

Mengingati Mati